Jumat, 18 Mei 2018

TUGAS JURNAL 1 KEPUSTAKAAN BERBASIS BUKTI B. INDO (FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PENDERITA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM SARI MUTIARA MEDAN TAHUN 2014)



FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PENDERITA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM SARI MUTIARA MEDAN TAHUN 2014
                                                                                             

Paskah Rina Situmorang
STIKes Imelda Medan

 ABSTRAK

 Hipertensi yang lebih dikenal dengan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan dan kematian. Lebih kurang 90 % penderita hipertensi tergolong hipertensi essensial atau primer yang belum diketahui penyebabnya, sedangkan sisanya adalah hipertensi sekunder yang sudah jelas penyebabnya seperti kelainan pembuluh darah, gangguan kelenjar tiroid, dan lain – lain. Faktor penyebab hipertensi antara lain faktor keturunan, pola makan, factor merokok, berat badan, dan faktor alkohol yang dianggap sangat mempengaruhi meningkatnya angka kejadian hipertensi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 71 orang, desain penelitian adalah Cross – sectional dengan mengunakan Chi – square Test. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara hipertensi dengan faktor keturunan dengan p : 0,000, adanya hubungan dengan pola makan dengan p : 0,001, adanya hubungan dengan faktor merokok dengan p : 0,000, dan adanya hubungan dengan factor alkohol denganp : 0,000, tidak ada hubungan antara aktifitas fisik p: 0,263 dan tidak ada hubungan dengan berat badan p : 0,644. Kesimpulan hasil penelitian Faktor – Faktor yang berhubungan dengan kejadian hiperensi adalah Faktor genetic, Faktor pola makan, Faktor merokok dan Faktor alcohol. Saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan tindakan pencegahan diharapkan agar pelayanan kesehatan memberikan penyuluhan kesehatan untuk mencegah hipertensi.

Kata Kunci: Hipertensi, Faktor Keturunan, Pola makan, Faktor Merokok, Faktor Alkohol, Aktifitas fisik, Berat Badan


                                                        PENDAHULUAN

     Hipertensi atau darah tinggi diartikan sebagai peningkatan tekana darah secara terus menerus sehingga melebihi batas normal. Hpertensi sering dikatakan sebagi Sillent Killer, karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala – gejala terlebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Hipertensi merupakan penyakit yang kerap dijumpai di masyarakat dengan jumlah penderita yang terus meningkat setiap tahunnya. Baik desertai gejala atai tidak, ancaman terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh hipertensi terus berlangsung. (Vitahealth, 2005).
    Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu Hipertensi Primer atau Hipertensi Essensial dan Hipertensi Sekunder. Hipertensi ikut berperan dalam kematian ribuan orang karena penyakit ikutannya yang lebih berbahaya seperti stroke, serangan jantung dan gagal ginjal terminal. Hipertensi juga membuka peluang 12 kali lebih besar bagi penderitannya untuk menderita stroke dan 6 kali lebih besar untuk serangan jantung, serta 5 kali lebih besar kemungkinan meninggal karena gagal jantung (Congestive heart failure) (Vitahealth, 2005).
     Prevalensi hipertensi semakin lama semakin meningkat. Dibanyak Negara saai ini, prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, aktivitas fisik dan stress psikososial. Saat ini hipertensi diderita lebih dari 800 juta orang di seluruh dunia. Kurang lebih 10 – 30 % penduduk dewasa dihampir seluruh Negara mengalami hipertensi. Hasil survey di Asi amenunjukkan prevalsensi hipertensi diduduki oleh India (40 %), Jerman (60 %) dan Indonesia menduduki peringkat ke 7 di asia. WHO memperkirakan prevalensi hipertensi lebih dari 20 % populasi penduduk dunia (Arrosyid Z, 2007).
     Berdasarkan survey pendahuluan, data penderita hipertensi yang diperoleh dari rekam Medik Rumah Sakit Umum Sari Mutiara tahun 2010 tercatat 11,6 % (112 dari 963 penderita rawat inap), tahun 2011 berjumlah 10,2 % (102 dari 995 penderita rawat inap), tahun 2012 berjumlah 14,2 % (146 dari 1023 penderita rawat inap), tahun 2013 berjumlah 19,2 % (212 dari 1104 penderita rawat inap).
     Disamping itu dari hasil observasi dan wawancara dari berbagai masyarakat diperoleh keterangan bahwa masyarakat yang dirawat mempunyai kebiasaan mengkonsumsi daging 2-3 kali per minggu, mengkomsumsi alcohol dan merokok. Berdasarkan data di atas maka perluh diketahui tentang faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan. 

Batasan Masalah
   Batasan masalah pada penelitian ini adalah „‟ Faktor – Faktor apa yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada penderita rawat inap di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan‟‟

Tujuan Penelitian
   Untuk mengetahui Faktor – Faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada penderita rawat inap di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan.

Manfaat Penelitian
1. Memberikan masukan bagi Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan tentang Faktor – Faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi yang digunakan dalam upaya melakukan tindakan preventif.
2. Memberikan masukan kepada Dinas kesehatan dalam upaya menyusun kebijaksanaan dalam pencegahan penyakit hipertensi di masyarakat.
3. Sebagai bahan informasi kepada para penderita hipertensi dalam menghindari Faktor – Faktor resiko terjadinya hipertnsi.

                                   
                                                 TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Hipertensi

Defenisi
   Hipertensi atau yang dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu gangguan pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigendan nutrisi yang dibawah oleh darah terhambat sampai kejaringan tubuh yang membutuhkannya (Vita Health, 2005 )
Hipertensi dapat juga ditetapkan sebagai tingginya tekanan darah secara menetap dimana tekanan sistemik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. (Brunner & Suddarth, 2002)

Tanda dan Gejala Hipertensi
       Hipertensi seringkali disebut sebagai silent killer kerena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai gejala – gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul gejalah tersebut seringkali dianggap gangguan biasa sehingga korbannya terlambat menyadari akan datangnya penyakit. (Vita health, 2005)
Gejala – gejala hipertensi bervariasi pada masing – masing individu dan hampir sama dengan penyakit lainnya. Gejala – gejala itu adalah :
a. Sakit kepala
b. Jantung berdebar – debar
c. Sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat
d. Mudah lelah
e. Penglihatan kabur
f. Wajah memerah
g. Hidung berdarah
h. Sering buang air kecil, terutama dimalam hari
i. Telinga berdenging (tinnitus)
j. Dunia terasa berputar (vertigo)

Faktor – faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi
   Beberapa faktor berikut sering berperan dalam kasus – kasus hipertensi, yaitu faktor keturunan, faktor obesitas, faktor stres, faktor pola makan dan faktor merokok.

a. Faktor keturunan
Pada 70-80% kasus hipertensi esensial, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka kemungkinan hipertensi esensial lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satu menderita hipertensi.

b. Faktor Obesitas
Di antara semua faktor risiko yang dapat dikendalikan, berat badan adalah salah satu yang paling erat kaitannya dengan hipertensi. Dibanding dengan orang kurus, orang yang gemuk lebih besar peluangnya terkena hipertensi. Kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi. Di perkirakan sebanyak 70% kasus baru penyakit hipertensi adalah orang dewasa yang berat badannya sedang bertambah. Dugaannya adalah jika berat badan seseorang bertambah, volume darah akan bertambah pula, sehingga beban jantung untuk memompah darah juga bertambah. Sering kali kenaikan volume darah dan beban pada tubuh yang bertambah berhubungan dengan hipertensi, karen! semakin besar bebannya, semakhn berat juga kerja jantung Dalam memompah darah keseluruh tubuh. Kdmungkinan lain adalah dari faktor produksi insulin, yakni suatu hormon yang diproduksi oleh pangkreas untuk mengatur kadar gula darah. Jika berat badan rertambah, terdapat kecenderungan pengeluaran insulin yang bertambah. Dengan bertambah"nya inrulin, penyerapan natrium dalam ginjal akan berkurang. Dengan bervambahnya natrium dalam tubuh, volume cairan dalam tubuh juga akán bertambah. Semakin banyak cairan termasuk darah yang ditahan, tekanan darah akan semakin tinggi.Untuk mengetahui seseorang itu termasuk memiliki berat badan belebih atau tidak, yaitu dengan cara menghitung BMI (Body Masa Index) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan rumus :Berat Badan (Kilogram) dibagi tinggi badan (meter)
BMI <18 : Kurang berat badan
BMI >18,1- 25,0 : Normal
BMI >25,0 – 27,0 : Gemuk atau kelebihan berat badan
BMI > 27,0 : Sangat gemuk atau obesitas

c. Faktor Stres
    Hubungan stress dengan hipertensi melalui aktivitas saraf simpatis, dalam kondisi stress adrenalin ka dalam aliran darah, sehingga menyebabkan kenaikan tekanan darah sehingga siap untuk bereaksi.Menurut Sue Hichlift dalam Vita Health, (2005), Stres adalah respon yang dapat mengancam kesehatan jasmani ataupun emosional. Bila seseorang terus menerus dalam keadaan ini, maka tekanan darah akan tetap meningkat. Tanda-tanda stres antara lain : denyut jantung meningkat, kekuatan otot, terutama sekitar bahu dan leher, sulit tidur, konsentrasi menurun, nadi dan tekanan darah meningkat. Makan terlalu banyak atau sedikit, tidak tenang, dan tidak mampu menyelesaikan masalah.

d. Faktor Rokok
     Merokok dapat mempermudah terjadinya penyakit jantung. Selain itu, merokok dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Hal ini disebabkan pengaruh nikotin dalam peredaran darah. kerusakan pembuluh darah juga diakibatkan oleh pengendapkan kolesterol pada pembuluh darah, sehingga jantung bekerja lebih cepat. (Vita Health, 2005).

e. Faktor Pola Makan yang Salah
     Makanan yang diawetkan dan komsumsi garam dapur serta bumbu penyedap dalam jumlah yang tinggi seperti monosodium glutamat (MSG), dapat menaikkan tekanan darah karena mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih, sehingga dapat menahan air (retensi) sehinggameningkatkan jumlah volume darah, akibatnya jantung harus bekerja lebih keras untuk memompanya dan tekanan darah menjadi naik, selain itu natrium yang berlebihan akan menggumpal pada dinding pembuluh darah, dan natrium akan terkelupas sehingga akibatnya menyumbat pembuluh darah (Vita Health, 2005).

Upaya Pencegahan dan Penanggulangan
    The Joint National Committee on Detection, evaluation and treatment of high blood pressure (1997) menganjurkan saat mulainya pengobatan berdasarkan pada tipe kelompok resiko yang ditentukan oleh derajat hipertensi, adanya kerusakan organ target dan faktor resiko kardiovaskuler lainnya (E. Susalit, 2001).




Beberapa kiat menurunkan tekanan arah (Vita Health, 2005):

a. Turunkan kelebihan berat badan
Diantara semua faktor resiko yang dapat dikendalikan, berat badan adalah salah satu yang paling erat kaitannya dengan hipetensi. Hubungan antara hipertensi dengan obesitas telah dibuktikan oleh beberapa penelitian, penurunan berat badan terbukti menurunkan tekanan darah. berat badan sebanyak 4 kg saja sudah sangat berarti dalam penurunan tekanan darah tinggi. Penurunan berat badan juga dapat mempercepat turunnya tekanan darah dalam proses pengobatan, hampir dua per tiga dari orang-orang yang kelebihan berat badan dengan hipertensi dapat mengendalikan tekanan darah dengan menurunkan sekitar 50% kelebihan berat badannya, tekanan darah akan turun sekitar 1,5 mmHg untuk setiap kilogram berat badan yang diturunkan.

b. Olahraga
     Olahraga atau senam adalah bagian dari usaha untuk mengurangi berat badan dan mengelola stres, dua faktor yang mempertinggi resiko hipertensi. Pada tahun 1993, American College of Sport Medicine (ACSM) menganjurkan latihan-latihan aerobik (olahraga ketahanan) yang teratur serta cukup takarannya untuk mencegah resiko hipertensi. Dengan melakukan gerakan yang tepat selama 30-40 menit atau lebih sebanyak 3-4 hari per minggu, dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 10 mmHg pada sistolik dan diastolik. Olahraga teratur selain dapat mengurangi stres, juga dapat menurunkan berat badan serta membakar lemak di dalam darah dan memperkuat otot-otot jantung.

c. Pengatur pola diet
    Diet yang dianjurkan adalah pembatasan asupan garam cukup menggunakan sekitar satu sendok teh saja atau sekitar 5 gram garam per hari, berarti tidak menambah garam waktu makan dan menghindari makanan yang diasinkan dan menggunakan mentega yang bebas garam.

d. Mengontrol stress
     Beberapa cara untuk mendapatkan keadaan relaksasi seperti meditasi, yoga, senam dapat mengontrol sistem saraf otonom dengan kemungkinan dapat pula menurunkan tekanan

e. Merubah gaya hidup modern
       Perubahan gaya hidup dapat dibuktikan dengan menghindari kebiasaan merokok, minuman alkohol. merokok dapat meningkatkan tekanan darah, kelompok perokok memiliki tekanan darah yang tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak merokok. Alkohol merupakan minuman keras yang dihasilkan dari fermentasi karbohidrat dan ragi, disamping alkohol terdapat ethanol atau ethyl alkohol, di dalam peredaran darah bagian tubuh tertentu akan menyerap alkohol lebih banyak dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain. Peminum alkohol yang berat sangat beresiko terjadinya hipetensi.









                                      METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian
   Jenis           penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan mengunakan desain cross-sectional dimana pengukuran atau pengamatan         terhadap         subjek        penelitian dilakukan dengan sekali pengamatan.

Lokasi dan Waktu Penelitian
   Penelitian akan dilakukan di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan dan direncanakan mulai bulan juni – Agustus.

Populasi dan Sampel
   Seluruh pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan dan Sampel dalam penelitian ini sebanyak 71 orang.

1. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.

Analisa Deskriptif

Distribusi Faktor Keturunan Dengan Kejadian Hipertensi
    Dari 71 orang responden ternyata responden yang mempunyai faktor keturunan hipertensi ada sebanyak 48 orang (67,6%), responden yang tidak mempunyai faktor keturunan Hipertensi ada sebanyak 23 orang (32,4%).

Distribusi Pola Makan Dengan kejadian Hipertensi
   Dari 71 orang responden ternyata responden yang memiliki pola makan baik ada sebanyak 32 orang (45,1%), responden yang memiliki pola makan buruk ada sebanyak 39 orang (54,9%)

Distribusi Kebiasaan Merokok Dengan kejadian Hipertensi
   Dari 71 orang responden ternyata responden yang tidak merokok ada sebanyak 20 orang (28,2%), responden yang kategori merokok ringan sebanyak 15 orang (21,1%), responden yang kategori merokok sedang ada sebanyak 15 orang (21,1%), responden yang kategori merokok berat ada sebanyak 21 orang (29,6%),

Distribusi Konsumsi Alkohol dengan Kejadian Hipertensi
    Dari 71 orang responden yang tidak pernah minum minuman beralkohol ada sebanyak 19 orang (26,8%), responden yang termasuk kategori pengkomsumsi alcohol ringan ada sebanyak 13 orang (18,3%), responden yang termasuk pengkomsumsi alkohol sedang ada sebanyak 15 orang (21,1%), responden yang termasuk pengkomsumsi alcohol berat ada sebanyak 24 orang (33,8%),

Distribusi Aktifitas Fisik Dengan Kejadian Hipertensi
    Dari 71 orang responden ternyata responden yang melakukan aktifitas fisik ada sebanyak 41 orang (57,7%), sedangkan responden yang tidak melakukan aktifitas fisik ada sebanyak 30 orang (42,3%)



Distribusi Hubungan Berat Badan Dengan Kejadian Hipertensi
    Dari 71 orang responden ternyata responden dengan kategori kurus ada sebanyak 6 orang (8,5%), responden dengan kategori berat badan normal ada sebanyak 33 orang (46,5%), responden dengan kategori gemuk ada sebanyak 25 orang (35,2%), responden dengan kategori obesitas ada sebanyak 8 orang (9,9%).

Analisa Statistik
   Hubungan Faktor Keturunan Dengan Kejadian Hipertensi
Berdasarkan hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,000 yang berarti ada hubungan Faktor Keturunan Dengan Kejadian Hipertensi Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi
Berdasarkan hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,001 yang berarti ada hubungan pola makan dengan kejadian Hipertensi

Hubungan Kebiasaan merokok Dengan Kejadian Hipertensi
     Berdasarkan hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,000 yang berarti ada hubungan Kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi.

Hubungan konsumsi Alkohol Dengan kejadian Hipertensi
     Berdasarkan hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,000 yang berarti ada hubungan kebiasaan mengkonsumsi alcohol dengan kejadian hipertensi.

Hubungan Aktifitas fisik Dengan Kejadian Hipertensi
     Berdasarkan hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,263 (p = >0,05) yang berarti tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi.

Hubungan Berat Badan dengan Kejadian Hipertensi
     Berdasarkan hasil Uji Chi-square diperoleh p = 0,664 yang berarti tidak ada hubungan antara berat badan BB dengan kejadian hipertensi.

                                     






















                                         KESIMPULAN DAN SARAN

2.1. Kesimpulan

1. Distribusi responden berdasarkan umur menunjukkan bahwa umur 25 – 50 tahun yaitu 41 orang (57,7%), berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa laki – laki yang paling banyak yaitu 53 orang (74,6%), berdasarkan pekerjaan diketahui yang bekerja sebagai petani yaitu 32 orang (45,1%), berdasarkan agama diketahui responden yang beragama Kristen yang paling banyak yaitu 60 orang (88,7%).

2. Distribusi responden berdasarkan kategori responden menunjukkan bahwa yang menderita hipertensi ada sebanyak 50 orang (70,4%), berdasarkan faktor keturunan sebanyak 48 orang (67,6%), berdasarkan pola makan responden yang pola makan buuk ada sebanyak 39 orang (54,9%), berdasarkan kebiasaan merokok responden diketahui responden yang merokok berat sebanyak 21 orang (29,6 %), berdasarkan kebiasaan yang peminum alcohol diketahui yaitu sebanyak 24 orang (33,8%), berdasarkan aktifitas fisik diketahui bahwa responden yang melakukan aktifitas fisik ada sebanyak 41 orang (57,7%), berdasrkan berat badan diketahui bahwa responden kategori normal sebanyak 33 orang (46,5%).

Berdasarkan hasil uji Chi-square diketahui bahwa :
1. Ada hubungan antara faktor keturunan dengan kejadian hipertensi
2. Ada hubungan antara faktor pola makan dengan kejadian hipertensi
3. Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi
4. Ada hubungan antara konsumsi alcohol dengan kejadian hipertensi
5. Tidak ada hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi
6. Tidak ada hubungan antara berat badan dengan kejadian hipertensi.

2.2.Saran

1. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar meningkatkan konseling gizi mengenai pola makan yang baik kepada penderita hipertensi agar tidak memperparah kondisi penderita dan tidak menimbulkan komplikasi.
2. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar meningkatkan penyuluhan bagi penderita hipertensi agar menghentikan atau mengurangi kebiasaan merokok.
3. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar meningkatkan penyuluhan kepada penderita hipertensi agar menghentikan atau mengurangi kebiasaan mengkomsumsi alkohol.














                                                 DAFTAR PUSTAKA


Adriantoro H, 2007, Pembunuh Diam – Diam itu Bernama Hipertensi, http//:www.republikaonline.com
Anies, 2006, Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular, PT Elex Media Komputiondo, Jakarta Arrosyid Z, 2007, Tekanan Darah Tinggi, http//:www.yahoo.com. Brunner & suddarth, 2002, Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8, Vol 2, EGC, Jakarta Bustan MN, 2000, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta Bustan MN, 2002, Pengantar Epidemiologi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta Lovastin K, 2006, Penyakit Jantung dan Tekanan darah Tinggi, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta Mansjoer Arif dkk; 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Media Aesculapius FKUI, Jakarta Marliani L & Tatan S, 2007, 100 Question & Answers Hipertensi, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta Notoatmodjo S, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta Ramaiah S, 2007, All You Wanted To Know Aout Hypertension, Penerbit PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia Sastroasmoro S, 2002, Dasar – dasar Metodelogi Penelitian Klinis Edisi 2, CV. Agung Seto, Jakarta Sayoga, 2005, Mencegah Stroke dan Sakit Jantung, PT. Granesia, Bandung Sample P, 1991, Tekanan Darah Tinggi, Penerbit ARCAN, Jakarta Stein J.H, 1998, Panduan Klinis Ilmu penyakit Dalam, EGC, Jakarta Supariasa dkk, 2001, Penilaian Status Gizi, EGC, Jakarta Susalit E, dkk, 1996, Buku Ajar penyakit Dalam jilid 2, Balai Penerbit FK UI, Jakarta Vitahealth, 2005, Hipertensi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar